India melarang ekspor gandum karena ancaman keamanan pangan.Selain India, banyak negara di dunia beralih ke proteksionisme pangan sejak tentara Rusia menginvasi Ukraina, termasuk india yang melarang ekspor minyak sawit akhir bulan lalu.Para ahli memperingatkan bahwa negara-negara memblokir ekspor makanan, yang selanjutnya dapat meningkatkan inflasi dan kelaparan.
India, produsen gandum terbesar kedua di dunia, mengandalkan India untuk menutupi kekurangan pasokan gandum sejak pecahnya perang Rusia-Ukraina pada Februari menyebabkan penurunan tajam ekspor gandum dari wilayah Laut Hitam.
Awal pekan ini, India juga menetapkan target ekspor rekor untuk tahun fiskal baru dan mengatakan akan mengirim misi perdagangan ke negara-negara termasuk Maroko, Tunisia, india dan Filipina untuk mencari cara untuk meningkatkan pengiriman lebih lanjut.
Namun, kenaikan suhu yang tiba-tiba dan tajam di India pada pertengahan Maret memengaruhi panen lokal.Seorang dealer di New Delhi mengatakan bahwa hasil panen India mungkin kurang dari perkiraan pemerintah sebesar 111.132 ton, dan hanya 100 juta metrik ton atau kurang.
Keputusan India untuk melarang ekspor gandum menyoroti kekhawatiran India tentang inflasi yang tinggi dan memperburuk proteksionisme perdagangan sejak awal perang Rusia-Ukraina untuk memastikan pasokan makanan dalam negeri.Serbia dan Kazakhstan juga telah memberlakukan kuota ekspor biji-bijian.
Departemen Pertanian AS melaporkan bahwa harga gandum dan tepung domestik Kazakh melonjak lebih dari 30% sejak tentara Rusia menginvasi Ukraina, membatasi ekspor terkait hingga 15 bulan depan dengan alasan ketahanan pangan;Serbia juga memberlakukan kuota ekspor biji-bijian.Financial Times melaporkan Selasa lalu bahwa Rusia dan Ukraina untuk sementara membatasi ekspor minyak bunga matahari, dan Indonesia melarang ekspor minyak sawit pada akhir bulan lalu, yang mempengaruhi lebih dari 40% pasar minyak nabati internasional.IFPRI memperingatkan bahwa 17% dari makanan yang dibatasi ekspor dunia saat ini diperdagangkan dalam bentuk kalori, mencapai tingkat krisis pangan dan energi 2007-2008.
Saat ini, hanya sekitar 33 negara di dunia yang dapat mencapai swasembada pangan, artinya sebagian besar negara mengandalkan impor pangan.Menurut Laporan Krisis Pangan Global 2022 yang dikeluarkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa, sekitar 193 juta orang di 53 negara atau wilayah akan mengalami krisis pangan atau penurunan kerawanan pangan lebih lanjut pada tahun 2021, rekor tertinggi.
Waktu posting: 18-Mei-2022