Belt and Road Initiative (BRI) adalah strategi pembangunan yang diusulkan oleh Pemerintah Tiongkok yang berfokus pada konektivitas dan kerja sama antar negara Eurasia.Ini adalah kependekan dari Sabuk Ekonomi Jalur Sutra dan Jalur Sutra Maritim abad ke-21.

China mengusulkan Belt and Road Initiative (BRI) pada 2013 untuk meningkatkan konektivitas dan kerja sama dalam skala lintas benua.

China telah menandatangani 197 dokumen kerja sama Belt and Road (B&R) dengan 137 negara dan 30 organisasi internasional pada akhir Oktober 2019.

Selain negara berkembang dan maju, sejumlah perusahaan dan lembaga keuangan dari negara maju telah bekerja sama dengan China untuk memperluas pasar pihak ketiga juga.

Pembangunan kereta api China-Laos, kereta api China-Thailand, Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan kereta api Hongaria-Serbia membuat kemajuan yang solid sementara proyek-proyek termasuk Pelabuhan Gwadar, Pelabuhan Hambantota, Pelabuhan Piraeus dan Pelabuhan Khalifa telah berjalan lancar.

Sementara itu, pembangunan taman industri China-Belarus, Zona Demonstrasi Kerjasama Kapasitas Industri China-UEA dan Zona Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan China-Mesir Suez juga terus maju.

Dari Januari hingga September 2019, perdagangan China dengan negara-negara B&R berjumlah sekitar 950 miliar dolar AS, dan investasi langsung non-finansialnya di negara-negara ini mencapai 10 miliar dolar.

China telah membuat pengaturan pertukaran mata uang bilateral dengan 20 negara B&R dan membentuk pengaturan kliring RMB dengan tujuh negara.

Selain itu, negara juga telah membuat prestasi dengan negara-negara B&R di sektor lain termasuk pertukaran teknologi, kerjasama pendidikan, budaya dan pariwisata, pembangunan hijau dan bantuan luar negeri.

Sebagai pemimpin dalam perdagangan lintas batas, Oujian juga mengabdikan dirinya untuk berkontribusi pada Prakarsa B&R.Kami melayani peserta dari Bangladesh dengan layanan klasifikasi komoditas dan membantu mereka memecahkan masalah sulit saat mengimpor pameran mereka ke shanghai.